SETIAP KITA PASTI PUNYA MIMPI


Oleh: Sarah Ulfah*

Aroma bumi negeri itu

Ya, aku bisa merasakannya diketika kudapati diriku tengah duduk menikmati indahnya mayangda. 

Menyoroti pandangan pada luasnya danau.

Rerumputan nan hijau dan maha luas.

Paksi-paksi yang menari di zona birunya bumantara.

Menikmati segarnya udara yang jauh dari polusi.

Pemandangan yang tak ku nikmati lagi untuk dua tahun kedepannya.

Ya, dua tahun kedepannya. Diketika lembar perjuangan lama ditutup, demi membuka lembaran perjuangan baru. Didaratan baru, tapi masih di langit yang sama.

Ah, aku seperti tengah meramal masa depan saja. 

Tidak ! Aku yakin dengan mimpi ini. Aku berjanji ini tak hanya sekedar menjadi ekspektasi, melainkan mesti direalisasi.

Aku tidak sendiri dalam perjuanganku ini.

Aku dan dia. Bersama menggenggam erat mimpi. Ya, dia. sahabat seperjuangan

Kami meniti Jembatan yang sama, tetapi tidak untuk tujuan yang sama.

Jika aku memilih bermimpi agar dapat meneguk setetes ilmu dibawah keteduhan dan kehangatan wajah para wali ilahi, dia lebih memilih untuk menjadi penyeru ilmu ilahi
pada segelintir kelompok minoritas yang berada di setiap sudut mayapada.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer